Udang Primadona Komoditas Perikanan Sumut

Medan | Jurnal Asia
Hasil komoditas perikanan Sumatera Utara (Sumut) khususnya udang masih menjadi primadona. Nilai ekspor udang terus naik hingga 69,1 persen pada periode Januari-November 2014 jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Berdasarkan data Surat Keterangan Asal (SKA), volume ekspor udang pada periode Januari-November 2014 sebesar 27.600 ton dengan nilai USD302,83 juta. Sementara periode sama tahun lalu, volume ekspor sebesar 17.190 ton dengan nilai ekspor USD179,07 juta.

Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia mengatakan, eksportir kewalahan penuhi permintaan dari Eropa dan Amerika. Ini karena adanya penolakan dari dua negara tersebut terhadap produk udang asal Tiongkok dan Vietnam.

“Produk udang asal Tiongkok dan Vietnam yang terjangkit virus sehingga negara buyer atau importir dari Amerika Serikat dan Eropa mulai mengincar udang dari negara-negara lain termasuk Indonesia khususnya Sumut,” katanya di Medan, Rabu (17/12).

Dikatakannya, selain dengan Amerika Serikat dan Eropa, permintaan tinggi juga berasal dari Korea, Malaysia dan Belanda. Bisa dikatakan seluruhnya mengajukan permintaan ke Indonesia termasuk Sumut. “Selama masih ada penolakan udang Tiongkok dan Vietnam, permintaan udang akan ke Sumut,” jelasnya.

Sedangkan untuk sentra udang di Sumut berasal dari Langkat, Batubara,
Serdangbedagai, Asahan dan Labuhan Batu. Namun karena tingginya permintaan ini memaksa eksportir memasok udang dari daerah lain seperti Lampung dan Kalimantan.
Kedua daerah yang juga cukup banyak memproduksi udang tersebut turut mengekspor ke negara-negara buyer.

“Lonjakan permintaan udang ini memaksa para ekportir memasok udang dari luar sentra produksi udang di Sumut diantaranya Lampung dan Kalimantan untuk memenuhi permintaan udang dunia,” paparnya.

Mengenai negara tujuan ekspor, permintaan tinggi berasal dari Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Italia, Malaysia dan Portugal. “Permintaan utama berasal dari Amerika Serikat. Meski begitu dari negara lain juga cukup tinggi seperti Belanda, Italia, Malaysia dan Portugal,” ucapnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X