Mangga Kasturi Primadona yang Terancam Punah

Mangga Kasturi memiliki nama latin Mangifera Casturi dan merupakan salah satu jenis mang­ga yang habitat aslinya berada di Kalimantan Selatan. Mangga Kasturi merupakan tumbuhan yang bersifat endemik yang sangat khas. Sayang, keberadaannya mulai langka bahkan terancam punah. Bila ada yang berhasil membudidayakan mangga ini, pastilah memiliki keunggulan tersendiri karena jarang ditemukan di pasar. Ciri-ciri dan karakteristik mangga Kasturi tak jauh berbeda dengan mangga lainnya. Tinggi dari pohon mangga kasturi bisa mencapai 25 m dimana diameternnya antara 40 sampai 115cm. Kulit kayunya berwarna putih keabu-abuan hingga coklat terang, kadang-kadang ada retakan atau celah kecil ± 1 cm berbentuk kulit kayu mati serta serupa dengan Mangifera indica. Daun bertangkai, berupa lanset memanjang dengan ujung runcing serta pd ke-2 belah segi tulang daun sedang ada 12-25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas serta berwarna ungu tua.

Bunga majemuk berkelamin ganda dengan wujud bunga rasemos serta seringkali memiliki rambut rapat. Panjang tangkai bunga ± 28 cm dengan anak tangkai amat pendek, yakni 2-4 mm. Bentuk daun kelopaknya bulat telur memanjang dengan panjang 2-3 mm. Bentuk daun mahkotanya bulat telur memanjang serta bunga berbau harum. Benang sari sama panjangnya dengan mahkota, staminodia amat pendek serta seperti benang sari yang tertancap pd tonjolan basic bunga.

Buah bentuknya bulat hingga ellipsoid dengan berat kurang dari 80 gram, daging buahnya kuning atau oranye serta berserabut. Biji batu dengan din­ding yang tidak tipis. Mangga ini berbuah pada awal musim hujan atau pada sekitar bulan Januari.
Persebaran
Lokasi persebaran dari populasi Mangi­fera casturi ada di Kabupaten Banjar tepatnya di Desa Mataraman Kecamatan Mataraman yang mana berada di kebun campuran. Biasanya kebun campuran ini diisi tanaman padi diselingi pohon kasturi yang umurnya telah kian lebih 50 tahun dan tak sengaja ditanam oleh masyarakat setempat. Kebun ini umumnya ada di pekarangan tempat tinggal dengan pola tanam tak teratur.

Walau demikian, data kelimpahan spesies ini tak diketahui dengan cara pasti.
Kasturi mulai dipanen pada awal musim hujan serta melimpah pada bulan Januari. Di samping itu, tanaman buah lain seperti pisang serta rambutan juga mulai dipanen. Dikarenakan usia pohon kasturi banyak yang lebih 50 tahun, maka produktivitasnya makin menurun. Oleh karenanya, pada tahun 1980 penduduk Desa Mataraman coba belajar untuk membuat pembibitan buah kasturi.
Varietas

Ada 3 varietas kasturi yaitu kasturi, cuban, dan asem pelipisan. Varietas Kasturi mempunyai buah membulat telur seperti mangga kecil, kulit buah tipis berwarna hijau bertotol hitam ketika muda dan menjadi kehitaman ketika tua. Daging buah berwarna oranye gelap. Varietas ini mempunyai aroma yang lebih harum dibandingkan varietas lainnya.

Varietas cuban (kastuba) memiliki buah membulat telur, dengan kulit buah berwarna kemerahan, tidak menjadi hitam ketika tua, kulit buahnya sangat mudah dipisahkan dari daging buahnya. Daging buah berwarna kuning oranye.
Sedang varietas asem pilipisan atau palipisan mempunyai buah menjorong, datar berwarna hijau pucat dengan totol hitam, bila tua tetap hijau. Daging buahnya berwarna hijau oranye kuning, berserat banyak.

Ancaman kepunahan spesies ini diakibatkan oleh rusaknya habitat akibat deforestasi hutan dan perambahan hutan. Untungnya masih ada yang membudidayakan tanaman ini di kebun-kebun dan pekarangan rumah. Budidaya oleh penduduk ini banyak dilakukan di kecamatan Mataraman kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan mangga ini juga telah ditanam dibeberapa daerah lainnya. Meskipun masih belum punah dan masih dibudidayakan tetapi status langka mangga istimewa ini tentunya menjadi kerugian yang besar bagi keanekaragaman genetis flora Indonesia. (int)

Close Ads X
Close Ads X