Membidik peluang pisang cavendish

cimg8300-setandan-pisang-ambon

DSC07951

IMGP2968

pisang ambon 2

Pisang-VW-Combi

Proses

raja-bulu
Pisang Cavendish merupakan komoditas buah tropis yang sangat populer di dunia. Di Indonesia, pisang ini lebih dikenal dengan sebutan ‘pisang Ambon putih’. Pisang ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena banyak dijadikan sebagai konsumsi pabrik puree, yakni tepung pisang sebagai bahan makanan bayi.

Pisang Cavendish banyak dikembang-biakkan dengan metode kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbukan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.

Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur invitro.

Dikatakan invitro (bahasa latin) berarti “di dalam kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur invitro ini adalah totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Keunggulan bibit pisang hasil kultur jaringan dibandingkan dengan bibit dari anakan adalah bibit kultur jari­ngan terbebas dari penyakit seperti layu moko akibat Pseudomonas solanacea­rum dan layu panama akibat Fusarium oxysporum cubense.

Dalam kultur jaringan pisang, sampai saat ini yang banyak dikenal adalah kultur dengan eksplan bonggol.

Karakteristik
Pohon Pisang Cavendish memiliki tinggi batang 2.5-3 m dengan warna hijau kehitaman. Daunnya berwarna hijau tua. Panjang Tandan 60-100 cm dengan berat 15-30 kg. Setiap tandan terdiri dari 8-13 sisiran dan setiap sisiran ada 12-22 buah.

Daging buah dari pisang ini putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai ku­ning muda halus.
Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan tanaman Pisang Cavendish. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27oC, dan suhu maksimumnya 38oC. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis dan subtropis, pisang ini tidak dapat tumbuh di dataran tinggi, ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebanyakan pisang tumbuh baik di lahan terbuka, tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar matahari (sunburn). Tanaman ini juga sangat sensitif terhadap angin kencang karena dapat menyebabkan daunnya rusak dan robek, distorsi tajuk dan merobohkan pohonnya.

Untuk pertumbuhan yang optimal, curah hujan diperlukan sekitar 200-220 mm, dan kelembapan tanahnya tidak kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan Pisang Cavendish adalah tanah liat yang dalam dan gembur serta memiliki pengeri­ngan dan aerasi yang baik. Tanaman ini toleran terhadap pH 4.5-7.5.
Penyakit

Salah satu penyakit yang kerap menyerang Pisang Cavendish adalah layu panama atau sering dikenal dengan nama layu fusarium. Penyakit ini membuat daun pisang menjadi layu dan mudah putus. Jamur penyebab penyakit ini adalah Fusarium oxysporum f.sp. cubense, yang mampu bertahan lama di dalam tanah sebagai klamidospora sehingga sulit untuk dikendalikan. Sejumlah cara pengendaliannya telah diteliti, namun belum memberikan hasil yang memuaskan.

Contohnya adalah pengendalian hayati patogen yang ditularkan melalui tanah dan penggunaan jenis bakteri ter­tentu untuk mengendalikan patogen yang ditularkan melalui tanah tersebut. Selain layu panama, tanaman Pisang Cavendish juga dapat terkena penyakit Mycosphaerella Leaf Disease Complex (MLDC). Gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah perkembangan tanaman yang buruk, daun-daun menjadi layu dengan cepat, jumlah daun-daun yang sehat semakin berkurang, timbulnya tandan yang buruk, buah-buah yang dihasilkan tidak baik, dan perkembangan buahnya menjadi prematur. Sedangkan contoh-contoh lain dari penyakit Pisang Cavendish adalah Yellow Sigatoka yang disebabkan oleh M. musicola dan Black Leaf Streak atau Black Sigatoka yang disebabkan oleh M. fijiensis. (int)

Close Ads X
Close Ads X